Example floating
Example floating
Legislatif

DPRD Lampung Kritik Keterbatasan Uang Baru di Bank, BI Diminta Segera Bertindak

71
×

DPRD Lampung Kritik Keterbatasan Uang Baru di Bank, BI Diminta Segera Bertindak

Sebarkan artikel ini
Elly Wahyuni, Sekretaris Komisi V DPRD Lampung / Tentanglampung.com

Bandar Lampung, Tentanglampung.com – Sekretaris Komisi V DPRD Provinsi Lampung, Elly Wahyuni, menyoroti terbatasnya persediaan uang baru di bank-bank yang diatur oleh Bank Indonesia (BI). Kondisi ini dinilai merugikan masyarakat karena mereka terpaksa menukar uang di tempat tidak resmi dengan biaya tambahan yang cukup besar.

Menurut Elly Wahyuni, kebijakan BI yang membatasi jumlah uang baru di bank perlu dikaji ulang, terutama menjelang momen-momen penting seperti lebaran. “Jika BI menghimbau masyarakat untuk beralih ke transaksi digital, kita tetap harus mengingat bahwa alat pembayaran yang sah menurut Undang-Undang masih berupa mata uang fisik, baik kertas maupun logam,” ujar Elly Wahyuni, Selasa (11/2/2025).

Legislator dari Partai Gerindra ini menegaskan bahwa meskipun transaksi digital terus berkembang, penggunaan uang tunai tetap dibutuhkan, terutama dalam budaya masyarakat Indonesia yang masih mengandalkan uang fisik untuk berbagai transaksi, termasuk tradisi pemberian tunjangan hari raya (THR). Oleh karena itu, BI harus memastikan ketersediaan uang baru dalam jumlah yang cukup di bank-bank umum agar masyarakat tidak kesulitan dalam mendapatkan pecahan uang yang mereka perlukan.

Selain itu, maraknya jasa penukaran uang yang beroperasi di luar bank menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara permintaan dan ketersediaan uang baru. Jasa-jasa ini kerap mengenakan biaya tambahan yang tidak sedikit, sehingga memberatkan masyarakat yang hanya ingin mendapatkan uang baru untuk kebutuhan lebaran.

“Banyak masyarakat yang terpaksa menggunakan jasa penukaran uang tidak resmi karena bank tidak memiliki stok yang cukup. Padahal, dalam kondisi ideal, mereka harusnya bisa menukarkan uang secara gratis di bank. BI perlu meningkatkan distribusi uang baru agar masyarakat tidak dirugikan,” tambahnya.

Lebih lanjut, Elly Wahyuni mengingatkan bahwa peran BI sangat penting dalam menjaga keseimbangan antara transaksi digital dan penggunaan uang tunai. Ia menekankan bahwa kebijakan yang diambil seharusnya tidak membebani masyarakat, terutama di tengah kondisi ekonomi yang masih dalam tahap pemulihan.

Sebagai langkah solutif, Elly Wahyuni mendorong BI untuk tidak hanya meningkatkan pasokan uang baru di bank-bank umum tetapi juga memperluas titik layanan penukaran uang resmi, seperti melalui kas keliling dan gerai layanan penukaran yang diawasi langsung oleh BI. Dengan demikian, masyarakat tidak perlu bergantung pada jasa penukaran yang mematok biaya tinggi.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *