Example floating
Example floating
Legislatif

Dukung Pendidikan Kritis, Anggota DPRD Lampung Hadiri Kuliah Ramadan KLASIKA

115
×

Dukung Pendidikan Kritis, Anggota DPRD Lampung Hadiri Kuliah Ramadan KLASIKA

Sebarkan artikel ini
Kegiatan Kurma Chapter I KLASIKA / ist.

Bandar Lampung, Tentanglampung.com – Anggota DPRD Provinsi Lampung, Ahmad Basuki, turut menghadiri kegiatan Kuliah Ramadan (KURMA) yang digelar oleh Kelompok Studi Kader (KLASIKA) di Rumah Ideologi KLASIKA, Senin (10/3/2025). Kehadirannya menjadi sorotan karena ia memberikan dukungan penuh terhadap ruang-ruang intelektual yang membangun kesadaran kritis di tengah masyarakat.

KURMA tahun ini mengusung tema “Indonesia Gelap?”, yang terinspirasi dari keresahan publik akan kondisi sosial, ekonomi, dan politik yang semakin kompleks, sebagaimana terlihat dari viralnya tagar #IndonesiaGelap di media sosial.

Dalam sambutannya, Direktur KLASIKA Ahmad Mufid menjelaskan bahwa istilah “gelap” mencerminkan berbagai krisis yang melanda masyarakat Indonesia, mulai dari ketidakpercayaan terhadap pemerintah akibat kasus korupsi dan pelanggaran HAM, hingga ketimpangan ekonomi yang semakin terasa.

“Ini bukan sekadar tren digital, tapi ekspresi nyata keresahan publik. Pertanyaannya, apakah kegelapan ini benar-benar berasal dari situasi bangsa yang semakin kompleks, atau justru dari kita sendiri yang mulai kehilangan daya kritis?” ujar Mufid.

Ahmad Basuki, yang menjadi salah satu narasumber bersama Deddy Indra Prayoga (Pengurus PB PMII), membahas subtema “Indonesia Gelap?: Medan Kreativitas Manusia Modern”.

Basuki menekankan pentingnya keberadaan ruang intelektual seperti KLASIKA sebagai sarana untuk membangun kesadaran kritis, terutama di tengah keterbatasan pendidikan konvensional dalam membentuk pola pikir transformatif.

“KLASIKA adalah salah satu ‘lilin kecil’ yang menerangi kegelapan, membantu kita memahami realitas sosial dan mendorong lahirnya pemikiran progresif. Ini adalah aset penting bagi Lampung,” katanya.

Ia juga mengajak peserta untuk aktif menggunakan kreativitas mereka dalam menghadapi berbagai tantangan sosial. Menurutnya, kreativitas bukan hanya soal seni atau inovasi teknologi, tetapi juga mencakup pola pikir kritis dan strategi gerakan sosial.

Sementara itu, Deddy Indra Prayoga menyoroti fenomena #IndonesiaGelap sebagai refleksi kegelisahan masyarakat terhadap gejolak politik, ekonomi, dan sosial-budaya.

“Kita perlu mengidentifikasi bentuk-bentuk ‘kegelapan’ ini dan meresponsnya dengan kreativitas kolektif. Demokrasi dan kesejahteraan sosial hanya bisa terjaga jika kita berani berpikir inovatif dan bergerak bersama,” jelas Deddy.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *