Bandar Lampung, Tentanglampung.com – Anggota DPRD Kota Bandar Lampung, Asroni Paslah, kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap persoalan-persoalan warga melalui pendekatan nilai-nilai kebangsaan. Dalam kegiatan Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan yang digelar di Kelurahan Langkapura Baru, Kecamatan Langkapura, Sabtu (10/5/2025), Asroni mengajak masyarakat untuk menghidupkan kembali budaya gotong royong sebagai solusi atas persoalan lingkungan dan sosial.
Kegiatan yang berlangsung dalam suasana akrab ini dihadiri puluhan warga yang antusias berdialog dengan wakil rakyat dari Fraksi Gerindra tersebut.
“Gotong royong bukan hanya warisan budaya, tapi pengamalan langsung dari sila ketiga Pancasila. Dalam menghadapi persoalan seperti banjir, ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Warga juga harus ikut menjaga kebersihan lingkungan,” tegas Asroni.
Ia menyoroti banjir sebagai masalah klasik yang belum tuntas di berbagai titik di Bandar Lampung. Namun alih-alih hanya menyalahkan pemerintah, Asroni mendorong kolaborasi antara warga dan pemerintah melalui aksi nyata.
Tidak hanya itu, Asroni juga membuka ruang untuk mendengar langsung keluhan warga terkait masalah pendidikan dan kesehatan. Salah satu aduan yang sering diterimanya adalah soal penahanan ijazah oleh sekolah karena tunggakan administrasi.
“Kalau ada anak-anak kita yang ijazahnya ditahan, segera sampaikan. Kami dari DPRD siap turun langsung membantu,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Asroni turut menyinggung meningkatnya kasus kekerasan terhadap anak, termasuk pelecehan seksual yang dilaporkan hampir setiap hari di kota ini. Ia meminta para orang tua untuk lebih waspada dan aktif melindungi anak-anak dari potensi bahaya lingkungan.
“Ini bukan hanya masalah hukum, tapi juga tanggung jawab moral kita sebagai orang tua dan masyarakat. Kita harus menjadi benteng pertama bagi anak-anak,” katanya dengan nada prihatin.
Sosialisasi ini tidak hanya menjadi ajang edukasi mengenai ideologi Pancasila, tapi juga menjadi sarana komunikasi dua arah antara warga dan perwakilannya di legislatif. Dialog berjalan terbuka, dan sejumlah warga menyampaikan aspirasi serta harapan mereka secara langsung.
Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama dan salam Pancasila, sebagai simbol komitmen bersama dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan.(Red)