Example floating
Example floating
Lampung

Pj. Sekdaprov Lampung Ajak Perkokoh Ideologi Pancasila pada Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025

128
×

Pj. Sekdaprov Lampung Ajak Perkokoh Ideologi Pancasila pada Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025

Sebarkan artikel ini

LAMPUNG – Pj. Sekretaris Daerah Provinsi Lampung M. Firsada menjadi Inspektur Upacara pada upacara Hari Lahir Pancasila Tahun 2025 di Lapangan Korpri, Kantor Gubernur Lampung, Bandarlampung, Senin (2/6/2025).

Pada kesempatan itu, Firsada atas nama Pemerintah Provinsi Lampung mengajak seluruh masyarakat dan aparatur sipil negara untuk memperkokoh ideologi Pancasila sebagai pondasi utama dalam pembangunan daerah dan menjaga persatuan bangsa.

Firsada mengatakan memperkokoh ideologi Pancasila berarti menegaskan kembali bahwa pembangunan bangsa harus selalu berakar pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial.

“Pancasila bukan sekadar dokumen historis atau teks normatif yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945. Ia adalah jiwa bangsa, pedoman hidup bersama, serta bintang penuntun dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur,” ujar Firsada membacakan pidato Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi.

Firsada mengatakan dalam birokrasi, nilai-nilai Pancasila harus hadir dalam bentuk pelayanan publik yang berkeadilan, transparan dan berpihak pada rakyat.

“Setiap kebijakan dan program harus mencerminkan semangat kemanusiaan dan keadilan sosial, bukan kepentingan kelompok atau golongan,” katanya.

Dalam konteks pembangunan nasional saat ini, pemerintah telah menetapkan Asta Cita sebagai delapan agenda prioritas menuju Indonesia Emas 2045.

Salah satu yang paling fundamental dalam Asta Cita tersebut adalah memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi dan hak asasi manusia.

“Mengapa ini menjadi prioritas? Karena kita menyadari bahwa kemajuan tanpa arah ideologis akan mudah goyah. Kemajuan ekonomi tanpa pondasi nilai-nilai Pancasila bisa melahirkan ketimpangan. Kemajuan teknologi tanpa bimbingan moral Pancasila bisa menjerumuskan bangsa pada dehumanisasi,” ujarnya.

Menurutnya, dalam era globalisasi dan digitalisasi yang semakin kompleks, tantangan terhadap Pancasila pun semakin nyata. Penyebaran paham-paham ekstremisme, radikalisme, intoleransi, hingga disinformasi mengancam kohesi sosial.

“Oleh karena itu, melalui Asta Cita, kita dipanggil untuk melakukan revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam segala dimensi kehidupan, tidak hanya birokasi, namun pendidikan, ekonomi, hingga ruang-ruang digital,” jelasnya(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *