BANDAR LAMPUNG – Anggota DPRD Provinsi Lampung, Andika Wibawa SR, menekankan pentingnya menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda di tengah derasnya arus informasi dan perubahan zaman. Hal itu ia sampaikan dalam kegiatan Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan (PIP-WK) ke-2, yang digelar di Gang Hasan 1, RT 07, Sukarame, pada Juni 2025.
Menurut Andika, saat ini banyak ideologi asing yang tidak sesuai dengan kepribadian dan budaya bangsa Indonesia mulai memengaruhi cara berpikir generasi muda. “Anak-anak kita hari ini mudah menyerap informasi yang belum tentu sesuai dengan jati diri bangsa. Di sinilah pentingnya Pancasila sebagai panduan agar mereka tidak salah arah dan mudah dikontrol dalam berpikir dan bersikap,” ujarnya.
Ia mencontohkan dampak kecil yang bisa muncul dari pola asuh yang kurang tepat di usia dini. “Anak balita jangan dikasih HP sembarangan, Bu. Banyak yang hanya nonton Cocomelon terus menerus, lama-lama anak-anak kita bahkan gak kenal siapa ayah ibunya. Ini masalah serius,” tambahnya.

Sementara itu, narasumber dalam kegiatan tersebut, Agus Tiono, menyampaikan bahwa nilai-nilai Pancasila sejatinya telah hidup jauh sebelum bangsa Indonesia merdeka. “Gotong royong, misalnya, sudah ada sejak sebelum Indonesia berdiri. Jadi ketika Pancasila dirumuskan, sebenarnya itu merangkum nilai luhur yang sudah kita miliki sejak lama,” jelasnya.
Agus juga menekankan peran keluarga dalam mempertahankan nilai Pancasila. “Bapak dan ibu adalah benteng terakhir dalam menjaga moral dan nilai anak-anak kita. Pendidikan karakter itu dimulai dari rumah,” katanya.
Peserta sosialisasi juga mendengarkan pandangan dari M. Andi Fikri, yang mengangkat pentingnya keterbukaan terhadap perubahan zaman. Menurutnya, generasi Z sebagai penerus bangsa harus dibekali pemahaman ideologis agar tidak kehilangan arah.
“Mereka (Gen Z) adalah yang akan menggantikan kita. Di tengah perubahan zaman yang cepat, nilai-nilai dasar bangsa tetap harus kita tanamkan. Apalagi di wilayah yang majemuk seperti Indonesia—di sini mayoritas Muslim, di Papua mungkin sebaliknya. Maka, Pancasila-lah yang menjadi jembatan agar kita tetap utuh sebagai bangsa,” ungkapnya.(*)