Example floating
Example floating
Legislatif

Fatikhatul Khoiriyah Ajak PMII Jadi Motor Perubahan Bangsa

75
×

Fatikhatul Khoiriyah Ajak PMII Jadi Motor Perubahan Bangsa

Sebarkan artikel ini
Khoir foto bersama usai memberikan materi / Foto: Ist.

LAMPUNG – “Mahasiswa harus menjadi mata, telinga, dan suara rakyat. Tugas PMII bukan hanya mengkritisi, tapi juga memberi solusi,” tegas Anggota DPRD Provinsi Lampung, Fatikhatul Khoiriyah.

Pesan itu ia sampaikan saat menjadi pemateri Pelatihan Kader Nasional (PKN) yang digelar PB PMII di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Lampung, Senin (11/8/2025). Fatikhatul menekankan, mahasiswa tak boleh hanya menjadi penonton dalam dinamika kebangsaan, tetapi harus terlibat aktif sebagai kontrol sosial dan motor perubahan.

Menurutnya, bangsa ini tidak kekurangan pengkritik, namun kekurangan sosok yang mau terjun langsung menawarkan solusi. Mahasiswa, khususnya kader PMII, diharapkan mampu menyerap keresahan masyarakat di akar rumput dan mengartikulasikannya dalam bentuk gerakan dan gagasan nyata.

Fatikhatul merinci lima fokus penting yang harus dijalankan mahasiswa untuk menjawab tantangan zaman:

  1. Peningkatan literasi dan riset kritis – Analisis isu publik harus berbasis data dan penelitian, bukan sekadar opini atau narasi viral.
  2. Advokasi kebijakan publik – Terlibat aktif mendorong regulasi yang berpihak pada rakyat, dari tingkat daerah hingga nasional.
  3. Penguatan koalisi gerakan – Membangun kolaborasi dengan organisasi masyarakat sipil, serikat buruh, petani, dan komunitas akar rumput.
  4. Pemanfaatan media digital – Menguasai narasi di ruang digital untuk kampanye isu, melawan hoaks, dan memberi edukasi politik.
  5. Pengawalan isu strategis nasional – Aktif dalam isu seperti RUU penting, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, transisi energi, lingkungan, dan hak-hak buruh.

Ia mengapresiasi semangat kaderisasi PMII yang adaptif terhadap perkembangan zaman tanpa kehilangan karakter ideologis dan orientasi sosial. Fatikhatul yakin, PMII mampu melahirkan pemimpin masa depan yang cerdas, bermoral, dan berpihak pada rakyat.

“Jangan berhenti belajar, turun ke masyarakat, dan jadikan gerakan mahasiswa ini sebagai jembatan antara rakyat dan kebijakan. Menjadi kader PMII bukan sekadar identitas organisasi, tapi komitmen ideologis untuk selalu berdiri di sisi yang benar dan memperjuangkan keadilan,” pungkasnya.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *