Bandar Lampung, Tentanglampung.com – Anggota DPR RI, I Ketut Suwendra, menegaskan komitmennya dalam memperjuangkan nasib petani singkong di Lampung. Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Menteri Pertanian dan jajaran Komisi IV DPR RI beberapa waktu lalu, ia dengan lantang menyuarakan permasalahan yang dihadapi petani menjelang Lebaran, terutama terkait operasional pabrik singkong yang sering buka-tutup serta antrean panjang kendaraan pengangkut hasil panen akibat penutupan pabrik.
Legislator dari Partai PDI Perjuangan ini menjelaskan Direktur Jenderal Pangan langsung turun ke lapangan dan bertemu dengan Gubernur Lampung. Berdasarkan hasil RDP dengan Menteri Pertanian, pemerintah melalui BUMN, Holding, dan Antara akan membangun pabrik singkong dan tepung mokaf (modified cassava flour) untuk mengatasi masalah penyerapan hasil panen petani.
“Saya menegaskan kepada Menteri bahwa panen ini harus terjual dan terserap. Saya bersikap keras dalam menyampaikan ini, karena petani harus mendapatkan kepastian,” ujar Suwendra, Jum’at (21/3/2025).
Ia juga menyoroti alternatif penggunaan tepung mokaf sebagai substitusi sagu sebab Tepung mokaf bisa digunakan untuk feed (pakan ternak) dan food (makanan manusia), sehingga tidak hanya bergantung pada produk sagu yang selama ini berkompetisi dengan sagu impor.
Selain itu, Suwendra mengungkapkan bahwa meskipun produk singkong tidak mendapat subsidi langsung, perjuangan telah dilakukan agar pupuk untuk tanaman singkong bisa disubsidi oleh pemerintah. Namun, ia menilai upaya penghentian impor untuk meningkatkan serapan singkong di Lampung belum cukup efektif karena pabrik masih enggan beroperasi akibat stok sagu yang menumpuk.
“Saya juga curiga, panen raya kali ini terjadi karena banyak masyarakat yang beralih dari tanaman karet dan sawit ke singkong. Ini tentu menjadi tantangan tersendiri yang perlu kita sikapi dengan bijak,” pungkas Anggota DPR RI Dapil Lampung 2 ini.(Red)