Example floating
Example floating
Lampung tengah

Andika Wibawa hingga Ruby Chairani Kunjungi Rumah Duka Mahasiswa FEB Unila

57
×

Andika Wibawa hingga Ruby Chairani Kunjungi Rumah Duka Mahasiswa FEB Unila

Sebarkan artikel ini
Andika Wibawa SR, Ruby Chairani dan Aderly menyambangi kediaman korban / ist.

Bandar Lampung, Tentanglampung.com – Anggota DPRD Provinsi Lampung dari Dapil Bandar Lampung, Andika Wibawa SR, bersama Anggota DPR RI Ruby Chairani dan Anggota DPRD Kota Bandar Lampung Aderly, menyambangi rumah duka almarhum Pratama Wijaya Kusuma, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung (Unila), yang diduga wafat usai mengikuti kegiatan Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Pecinta Lingkungan (Mahepel) pada November 2024 lalu.

Kunjungan ini dilakukan pada Selasa (3/6/2025) sebagai bentuk dukungan moril dan ungkapan duka cita dari Partai Gerindra kepada keluarga korban. Pratama diketahui merupakan anak laki-laki satu-satunya dan anak pertama dalam keluarga.

> “Kami dari Partai Gerindra menyampaikan turut berduka cita sedalam-dalamnya. Kami berharap keluarga diberikan ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi musibah ini,” ujar Andika Wibawa.

Lebih lanjut, ia menyampaikan harapan agar kasus ini segera mendapatkan kejelasan hukum melalui proses yang transparan dan adil.

> “Permasalahan ini harus cepat terang benderang. Jika memang ada pihak yang bersalah, kita serahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum. Ini bukan sekadar persoalan hukum, tapi juga soal rasa kemanusiaan,” lanjutnya.

Andika juga menyoroti pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap penyelenggaraan kegiatan Diksar, ospek, maupun bentuk perploncoan lainnya di lingkungan pendidikan, yang dinilai rawan menimbulkan kerugian, bahkan korban jiwa.

> “Anak laki-laki semata wayang, satu-satunya, tiba-tiba meninggal. Terlepas dari siapa benar dan salah, kita tidak boleh menutup mata. Kami mendengar langsung harapan dari ibu korban agar kejadian ini tidak menimpa orang tua lain di masa depan,” ungkapnya.

Ia mengingatkan bahwa meski kegiatan seperti ospek kerap dianggap sebagai bagian dari pembentukan karakter dan pengenalan kampus, namun tidak boleh ada tindakan yang berisiko atau merugikan peserta.

> “Kalau kegiatan seperti ini dianggap penting, pastikan tidak ada tindakan yang melampaui batas. Kalau tidak perlu, lebih baik ditiadakan. Dari TK saja sekarang sudah muncul kasus bullying. Maka pengawasan guru, dosen, dan penyelenggara kegiatan harus ketat. Jangan sampai ada korban berikutnya,” tegas Andika.

Ia berharap proses hukum berjalan lancar dan kasus ini segera tuntas, sehingga semua pihak, terutama keluarga korban, dapat memperoleh keadilan dan ketenangan.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *