BANDAR LAMPUNG — Persoalan sampah menjadi sorotan utama dalam kegiatan reses Anggota DPRD Provinsi Lampung, Andika Wibawa SR, yang digelar di Jalan Wolter Monginsidi, Gang Hi. Abdullah, Kelurahan Pengajaran, Kota Bandar Lampung.
Dalam pertemuan tersebut, warga RT 02 menyampaikan keluhan mengenai tumpukan sampah yang tidak kunjung terangkut secara rutin, sehingga menimbulkan bau tak sedap.
“Sampah kadang baru diangkut seminggu sekali, bahkan pernah sampai dua minggu. Warga jadi terpaksa menumpuknya di rumah masing-masing. Bau menyengat, apalagi saat hujan,” ungkap M. Yasin, warga setempat.
Warga juga mengaku tetap membayar iuran rutin sebesar Rp50 ribu per bulan untuk penarikan sampah. Namun pelayanan Petugas kebersihan (sokli) yang diterima dinilai tidak sebanding dengan dalih tidak ada tempat penampungan sampah untuk dibuang.
“Armada kelurahan yang digunakan pun sudah tidak layak pakai. Sementara itu, tidak ada Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang disediakan oleh kelurahan. Jadi warga bingung harus membuang ke mana,” jelasnya.
Andika Wibawa SR mengaku prihatin atas kondisi tersebut. Ia menegaskan bahwa pemerintah harus hadir untuk memberikan solusi yang menyeluruh, bukan hanya tambal sulam.
“Ini bukan sekadar soal memperluas tempat buang sampah, tapi bagaimana sampah ini dikelola dan diolah secara tuntas. Kalau tidak, berapa pun luas lahan yang disediakan tetap tidak akan menyelesaikan masalah,” ujarnya.

Andika menyatakan siap menampung aspirasi warga dan akan menyampaikan ke tingkat II melalui wakil rakyat dari fraksi Gerindra DPRD Bandar Lampung.
“Saya akan bantu kawal usulan ini. Masalah sampah bukan masalah kecil, karena menyangkut kesehatan, kenyamanan, dan lingkungan tempat tinggal warga,” tegasnya.
Selain soal sampah, warga juga menyampaikan aspirasi terkait jalan rusak, normalisasi sungai, kebutuhan alat rukun kematian, serta bantuan bibit dan pupuk untuk pemanfaatan lahan kosong. Namun, masalah sampah tetap menjadi perhatian paling mendesak untuk segera ditangani.(Red)