LAMPUNG – Pemerintah Provinsi Lampung menyambut positif rilis resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung yang mencatat penurunan kemiskinan pada Maret 2025, terutama di wilayah pedesaan.
Berdasarkan data BPS, garis kemiskinan Provinsi Lampung pada Maret 2025 tercatat Rp612.451, dengan komponen makanan menjadi penyumbang dominan sebesar 74,76%, sedangkan komponen non-makanan 25,24%.
Garis kemiskinan di perkotaan tercatat lebih tinggi dibanding pedesaan, yakni Rp659.660 di kota dan Rp588.958 di desa. Meski demikian, laju penurunan kemiskinan di desa lebih cepat. Tingkat kemiskinan pedesaan turun dari 12,04% pada September 2024 menjadi 11,32% pada Maret 2025 (turun 0,71 poin). Sementara di perkotaan, penurunan hanya 0,42 poin, dari 7,91% menjadi 7,49% pada periode yang sama.
Kepala Dinas Kominfotik Provinsi Lampung, Ganjar Jationo, menilai capaian ini menunjukkan efektivitas kebijakan Gubernur Rahmat Mirzani Djausal yang fokus pada penguatan ekonomi desa. “Momentum ini akan terus kita jaga dengan meluncurkan berbagai program konvergen untuk pengentasan kemiskinan,” ujarnya.
Ganjar menambahkan, sejak awal Gubernur berkomitmen menurunkan kemiskinan dengan fokus pada sektor pertanian sebagai tumpuan ekonomi pedesaan. Strateginya meliputi hilirisasi pertanian berbasis komoditas unggulan seperti padi, jagung, kopi, dan pisang.
Langkah strategis lainnya mencakup pengadaan dryer, Rice Milling Unit (RMU), dan bantuan Pupuk Organik Cair (POC) yang ditempatkan di sentra produksi padi. Dengan fasilitas ini, petani diharapkan dapat meningkatkan produktivitas sekaligus nilai tambah hasil panen di desa.(Dinas Kominfotik Lampung)
